23 Desember 2009

ZIARAH AHLI KUBUR

BIASANYA setiap hari Jumat atau sebelum menjelang bulan Ramadan dan di Hari Raya , komplek pemakaman ramai tidak sedikit dikunjungi orang orang yang berziarah. Ada yang berziarah ke makam orang tuanya. Ada yang berziarah ke makam sanak familinya atau karabatnya. Ada pula yang berziarah ke makam para sesepuh dan ulama. Hal ini demi untuk mendoakan mereka yang telah mendahului kita agar Allah memberikan kepada mereka rahmah dan ampunan dan mengharamkan jasad-jasad mereka dari sentuhan api neraka.
Rasulallah, sebagimana diriwayatkan Abu Daud, pada awal sejarah Islam pernah melarang umat Islam untuk berziarah kubur. Beliau khawatir umat Islam mengkultuskan kuburan, berlaku syirik, atau bahkan menyembah kuburan. Tapi selelah keimanan umat Islam meningkat dan kuat. Maka Rasulallah saw tidak khawatir lagi. Nabi pun kemudian bersabda : "Aku dulu melarang kamu berziarah kubur. Sekarang, aku anjurkan melakukanya. Sebab bisa mengingatkan kita kepada akhirat". Maka tradisi berziarah ini sangat baik dan terpuji demi mengingatkan kita semua, termasuk orang kaya, pamong praja, dan berpangkat, bahwa satu hari hidup kita pasti akan berakhir di pekuburan. Semua kemegahan hudup, rela tak rela, harus ditinggalkan dan kita harus terima babak baru perjalanan menghuni liang kubur yang luasnya sekitar 1 x 2 meter saja.
Telah ditetapkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulallah saw telah menganjurkan kita, disaat memasuki kompleks pemakaman, agar mengucapkan salam kepada ahlil kubur seperti memberi salam kepada orang hidup: "Salam sejahtera bagimu penghuni kubur dari kaum Muminin dan Muminat. Dan kami Insya Allah akan betemu dengan kalian. Kamu adalah orang orang yang mendahului kami dan kami akan menyusul kalian. Kami bermohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan kalian". Karna mereka (ahli kubur) mendengar, melihat, mengetahui dan membalas salam kita, akan tetapi kita tidak bisa mendengar mereka. Ucapan salam biasanya diberikan kepada orang yang mendengar dan berakal..Jika tidak, maka ucapan ini tidak mempunyai fungsi atau seolah-olah bersalam kepada benda jamad yang tidak mendengar dan berakal. Para salaf soleh, mereka semua bersepakat dengan apa yang telah ditetapkan Rasulallah saw dan dijadikan sesuatu yang mutawatir (diterima kebenarannya) yang mana ahli kubur (mayyit) mengetahui orang yang berziarah dan mendapatkan ketenangan dengan kedatangannya. Sesuai dengan hadisth yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa mayyit setelah dikubur mendengar suara sandal orang yang mengatarkannya ke kuburan. Dari A'isyah ra sesungguhnya Rasulallah saw bersabda : " Tidak diantara kalian berziarah kuburan saudaranya dan duduk disisinya, kecuali ia (mayyit) telah mendapatkan ketenangan dan ia hadir (datang) untuk menjawab salamnya sampai yang berziarah berdiri (pulang) "
Diriwayatkan oleh Abi Hurairah ra.. bahwa Rasulallah saw berkata : " jika seseorang melewati kuburan saudaranya dan memberi salam kepadanya, maka ia (mayyit) akan mejawab salamnya dan mengetahui siapa yang menziarahinya. Dan apabila seseorang melewati kuburan seseorang yang tidak dikenal kemudian memberi salam, maka ia (mayyit) akan mejawab salamnya".
Dari Ibnu Abdulbar sesungguhnya Rasulallah saw bersabda : " Jika seorang Muslim melewati kuburan saudaranya yang pernah dikenal di dunia, kemudian memberi salam kepadanya, maka Allah akan mengembalikan ruhnya kepadanya untuk menjawab salamnya". Diriwatkan oleh Bukhari Muslim, pernah Rasulallah saw menyuruh mengubur orang orang kafir yang meninggal dalam peperangan Bader di kuburan Qulaib. Kemudian beliau berdiri di muka kuburan dan memanggil nama nama mereka satu persatu : " Wahai Fulan bin Fulan!! .. Wahai Fulan bin Fulan!!.. Apakan kamu mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah kepada kamu? Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah kepada ku ". Sayyidina Umar bin Khattab yang berada disamping Nabi bertanya : " Ya Rasulallah sesungguhnya kamu telah berbicara dengan orang-orang yang sudah usang (mati)". Maka Rasulallah saw pun berkata : "Demi Yang telah mengutus aku dengan kebenaran, sesungguhnya kamu tidak lebih mendengar dari mereka dengan apa yang aku katakan". Ini semuanya merupakan nash-nash dan dalil-dalil yang menyatakan bahwa mayit itu mendengar, melihat , mengetahui dan membalas salam seseorang. Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menerangkan bahwa ahli kubur (mayyit) itu mendengar, melihat, mengetahui apa yang terjadi disekitarnya dan membalas salam kita seperti orang hidup. Karna mereka (ahli kubur) tidak mati. Akan tetapi mereka berpindah dari satu alam ke alam yang lain, dari alam dunia ke alam barzakh. Allah berfirman didalam Surat al Mu’minun ayat 100 yang berbunyi : “ Sekali lagi tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan “.
Imam besar Muslim meriwayatkan bahwa Rasulallah dan sahabatnya pernah melewati salah satu kuburan Muslimin. Setelah memberi salam kepada ahli kubur, tiba-tiba Rasulallah berhenti di dua kuburan. Kemudian beliau berpaling kepada sahabatnya dan bersabda : "Kalian tahu bahwa kedua penghuni kuburan ini sedang diazab di dalam kubur? Mereka tidak diazab karna dosa-dosa dan kesalahan mereka yang besar. Akan tetapi mereka diazab karna dosa-dosa dan kesalahan mereka yang sepele dan kecil. Yang pertama diazab karna suka berbuat namimah (mengupat / ceritain orang) dan yang kedua diazab karna tidak beristinja' (tidak cebok setelah hadats kecil)". Kemudian Rasulallah saw memetik dua tangkai pohon dan ditancapkanya di kedua kuburan trsb. Sahabat bertanya apa maksud dari yang telah dilakukan Rasulallah saw itu. Beliau bersabda : "Allah memberi keringanan azab bagi kedua penghuni kubur trb semasih tangkai-tangkai pohon itu basah dan belum kering. Karna tangkai- tangkai pohon trb beristighfar untuk penghuni kubur yang sedang diazab".
Sekarang, jika Allah memberi keringanan azab kepada ahli kubur karna istighfar sebatang pohon, istighfar seekor binatang, istighfar sebuah batu, pasir dan krikil atau benda-benda jamad lainnya yang tidak berakal. Apalagi istighfar kita sebagai manusia yang berakal dan beriman kepada Nya . Dalam kitab Subulus Salam, Assona’ni telah menegaskan bahwa ziarah kubur merupakan hikmah bagi kita yang hidup, agar kita bisa mengambil i’tibar dan contoh yang baik dari saudara-saudara kita yang telah mendahului kita. Pula telah diterangkan dalam kitab trb bahwa ahli kubur (mayyit) mendengar, melihat, mengetahui dan membalas salam orang yang berziarah sama seperti menziarahi orang hidup. Cukup bagi yang datang ke pemakaman diberi nama “penziarah“. Maka pasti yang diziarahi (ahli kubur) mengetahui siapa yang menziarahinya. Tidak mungkin dinamakan “penziarah“ jika yang diziarahinya tidak mengetahui siapa yang menziarahinya. Pula memberi salam kepada ahli kubur. Jika ahli kubur tidak mendengar dan mengetahui siapa yang memberi salam, hal ini sama saja dengan memberi salam kepada benda jamad atau benda mati. Maka ucapan salam diberikan kepada yang hidup, berakal, dan mendengar salam yang diberikan kepadanya. Contohnya:, dalam kitab al-Ruh, Ibnu Qayyem al-Jauziyyah meriwayatkan bahwa al-Fadhel bin Muaffaq disaat ayahnya meninggal dunia, sangat sedih sekali dan menyesalkan kematiannya. Setelah dikubur, ia selalu menziarahinya hampir setiap hari. Kemudian setelah itu mulai berkurang dan malas karna kesibukannya. Pada suatu hari dia teringat kepada ayahnya dan segra menziarahinya. Disaat ia duduk disisi kuburan ayahnya, ia tertidur dan melihat seolah olah ayahnya bangun kembali dari kuburan dengan kafannya. Ia menangis disaat melihatnya. Ayahnya berkata : “wahai anakku kenapa kamu lalai tidak menziarahiku? Al-Fadhel berkata : “ Apakah kamu mengetahui kedatanganku? ” Ayahnya pun menjawab : “ Kamu pernah datang setelah aku dikubur dan aku mendapatkan ketenangan dan sangat gembira dengan kedatanganmu begitupula teman-temanku yang di sekitarku sangat gembira dengan kedatanganmu dan mendapatkan rahmah dengan doa-doamu”. Mulai saat itu ia tidak pernah lepas lagi untuk menziarahi ayahnya .
Pada zaman peceklik, Bisyir bin Mansur selalu datang kekuburan muslimin dan menghadiri solat janazah. Di sore harinya seperti biasa dia berdiri dimuka pintu kuburan dan berdoa : “Ya Allah berikan kepada mereka kegembiraan disaat mereka merasa kesepian. Ya Allah berikan kepada mereka rahmat disaat mereka merasa menyendiri. Ya Allah ampunilah dosa-dosa mereka dan terimalah amal-amal baik mereka “. Basyir berdoa di kuburan tidak lebih dari doa-doa yang tersebut diatas. Pernah satu hari, dia lupa tidak datang kekuburan karna kesibukannya dan tidak berdoa sebagaimna ia berdoa setiap hari untuk ahli kubur.. Pada malam harinya dia bermimpi bertemu dengan semua ahli kubur yang selalu di ziarahinya. Mereka berkata : “Kami terbiasa setiap hari diberikan hadiah darimu dengan doa-doa. maka janganlah kamu putuskan doa-doa itu“.
Jika dalam berdoa ada adab-adab dan waktu-waktu yang mustajab dan diterima. Begitu pula dalam berziarah ada adab-adab dan waktu-waktu yang baik untuk berziarah. Adapun waktu yang baik dan tepat untuk berziarah adalah hari Jumat. Sebagimana Sufian al-Tsauri telah diberitahukan oleh al-Dhohhak bahwa siapa yang berziarah kuburan pada hari Juma’t dan Sabtu sebelum terbit matahari maka ahli kubur mengetahui kedatangnya. Hal itu karna kebesaran dan kemuliaan hari Juma’t. Pernah Hasan al Qassab dan kawannya datang berziarah kekuburan muslimin. Setelah mereka memberi salam kepada ahli kubur dan mendoakannya, mereka kembali pulang. Di perjalanan ia bertemu dengan salah satu temannya dan berkata kepada Hasan al-Qassab : “Ini hari adalah hari Senen. Coba kamu bersabar, karena menurut Salaf bahwa ahli kubur mengetahui kedatangan kita di hari Jumat dan sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya”. (lihat kitab al-Ruh) Disebut dalam kitab al-Ruh bahwa Ibunya Utsman al Tofawi disaat datang sakaratul maut, berwasiat kepada anaknya : “Wahai anakku yang menjadi simpananku disaat datang hajatku kepadamu. Wahai anakku yang menjadi senderanku disaat hidupku dan matiku. Wahai anakku janganlah kamu lupa padaku meziarahiku setelah wafatku“. Setelah ibunya meninggal dunia, ia selalu datang setiap hari Juma’t kekuburannya, berdoa dan beristighfar bagi arwahnya dan bagi arwah semua ahli kubur. Perna suatu hari Utsman al Tofawi bermimpi melihat ibunya dan berkata : “Wahai anakku sesunggunya kematian itu suatu bencana yang sangat besar. Akan tetapi, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada Nya sesungguhnya aku sekarang berada di Barzakh yang penuh dengan kenikmatan. Aku duduk ditikar permadani yang penuh dengan rauhan dan raihanah dengan sandaran dipan-dipan yang dibuat dari sutera halus dan sutera tebal. Demikianlah keadaanku sampai datangnya hari kebangkitan”.. Utsman al Tofawi betanya : “ Ibu!.. Apakah kamu perlu sesuatu dari ku ? “ Ibunya pun menjawab : “Ya!..Kamu jangan putuskan apa yang kamu telah lakukan untuk menziarahiku dan berdoa bagiku. Sesunggunya aku selalu mendapat kegembiraan dengan kedatanganmu setiap hari Juma’t. Jika kamu datang ke kuburanku semua ahli kubur menyambut kedatanganmu dengan gembira“.
Di riwayatkan dalam kitab al Ruh, bahwa salah satu dari keluarga Asem al Jahdari pernah bermimpi melihatnya dan berkata kepadanya : “ Bukankan kamu telah meninggal dunia? Dan dimana kamu sekarang? “ Asem berkata : “ Saya berada diantara kebun-kebun sorga. Saya bersama teman-teman saya selalu berkumpul setiap malam Juma’t dan pagi hari Juma’t di tempat Abu Bakar bin Abdullah al Muzni. Disana kita mendapatkan berita-berita tentang kamu di dunia. Kemudian saudaranya yang bermimpi bertanya : “Apakan kalian berkumpul dengan jasad-jasad kalian atau dengan ruh-ruh kalian? “ Maka mayyit itu ( Asem al-Jahdari ) berkata : “ Tidak mungkin kami berkumpul dengan jasad-jasad kami karna jasad- jasad kami telah usang. Akan tetapi kami berkumpul dengan ruh-ruh kami “.. Kemudian ditanya : “Apakah kalian mengetahui kedatangan kami ? “. Maka dijawab : “ Ya!.. Kami mengetahui kedatangan kamu pada hari Juma’t dan pagi hari Saptu sampai terbit matahari “. Kemudan ditanya : “ Kenapa tidak semua hari-hari kamu mengetahui kedatangan kami? “. Ia (mayyit) pun menjawab : “ Ini adalah dari kebesaran dan keafdholan hari Juma’t “. Sebelum saya tutup ulasan ini, maka sekali lagi harus diingat bahwa tradisi berziarah adalah tradisi yang tetap hidup dengan segala warna warninya dan merupakan suatu hikmah dari Allah dan sunah Rasulallah yang baik, terpuji dan patut dingat maknanya se dalam-dalamnya agar bisa mengingatkan diri kita bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian..Wallahua’lam..

KHOTBAH HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Segala madah bagi Allah SWT, penghimpun manusia di hari kiamat yang telah dipastikan. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah SWT, satu-satunya, yang tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang bakal meletakkan seluruh manusia di hadapan-Nya, guna diberi pahala atau siksa. Ketika itu, beruntunglah manusia-manusia beriman yang pandai memanfaatkan waktu hidupnya dengan menghadiri majelis kebajikan, ketaatan dan zikir, dan menyesallah mereka yang telah menghabiskan umurnya untuk berbuat maksiat. Aku bersaksi bahwa sang panutan, Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus oleh-Nya untuk menabur hidayah di muka bumi. Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam kepada Baginda Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang patuh kepada beliau hingga hari akhir nanti.

Wahai hamba Allah
Dalam majelis ini, aku berwasiat kepada kalian samua, sekaligus kepada diri sendiri agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Ketahuilah, barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT, ia akan hidup penuh kekuatan dan berjalan di bumi-Nya dengan rasa aman dan tentram

Wahai hamba Allah
Ada dua perkara yang menyebabkan umat Rasulullah SAW ini kerap kali dilanda musibah dan bencana, dan sayang sekali, mereka tidak menyadari, atau bahkan tidak mempedulikanya sama sekali, sekalipun beliau SAW dan para ulama telah sering mengingatkan.

Dua perkara itu adalah, pertama, tiadanya penghargaan akan waktu, kesempatan dan umur yang telah dianugerahkan Allah Subhanahu Wata’ala. Sekarang ini, umumnya umat telah menyia-nyiakan waktu dan membuangnya untuk hal-hal yang kosong. Sebagian lagi menghabiskan waktu dalam perbuatan makruh, dan, bahkan kemaksiatan. Perbuatan ini setianya memancing amarah Allah SWT. Namun mereka abai serta tak mengindahkan. Maka tidaklah mengherankan apabila bencana demi bencana mulai merebak di negeri muslimin.

Kedua, pergaulan dan persaudaraan yang tidak lagi dilandasi itikad baik. Ketika umur dan waktu terbengkalai, ketika perkawanan tidak lagi dilandasi niat baik, maka kerusakan merajalela, fitnah dan cobaan bakal mendera umat, tak peduli di desa maupun di kota. Baginda Nabi SAW, dalam sabda-sabdanya, telah banyak mengingatkan umat agar memanfaatkan waktu dengan maksimal dan mendasari pergaulannya dengan niat soleh. Semua itu demi kebaikan umat sendiri. Akan tetapi sayang, orang-orang sudah tutup telinga dan mata. Mereka tak lagi berminat mendengarkan seruan beliau SAW.

Sadarlah wahai muslimin. Waktu adalah esensi kehidupanmu. Umur adalah peluang yang diberikan kepadamu. Berharga atau tidaknya hidupmu bergantung pada bagaimana kau memanfaatkan usiamu itu.

Rasulullah SAW bersabda, Di hari pembalasan nanti, dua telapak kaki seorang hamba akan tertahan dijembatan sirat. Takkan beranjak sampai ia ditanya mengenai empat hal. untuk apakah seluruh umur hidupnya? Dikemanakan usia mudanya? Dari mana ia mendapatkan harta dan digunakan untuk apakah harta itu? Sudahkah ilmunya diamalkan?

Wahai hamba Allah
Kita wajib kembali ke jalur yang telah digariskan Rasulullah SAW. Beliau adalah insan yang selalu berkata jujur. Beliau adalah sang petunjuk, penyeru kebenaran, suluh umat, dan pemberi kabar-kabar dari Ilahi. Beliau sangat cinta kepada umatnya. Kasih beliau kepada kita lebih besar dari kasih orang tua kita sendiri kepada kita. Allah SWT berfirman,

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri”

Kembali ke dua hal di atas. Beliau SAW pernah mengabarkan, “Di dalam surga, para penghuninya masih merasakan suatu kerugian besar, yakni mengenai waktu yang telah berlalu—di kehidupan dunia—yang tidak mereka gunakan untuk berzikir kepada Allah SWT.”

Beliau juga mewanti-wanti, “Ketika suatu kaum duduk bersama-sama, akan tetapi tidak mengingat Allah SWT sama sekali, maka mereka bakal merasakan penyesalan di hari kiamat nanti.”

Pergunakanlah waktu dengan aktifitas yang baik. Ikatlah persaudaraan dengan asas yang bagus serta tujuan yang penuh manfaat. “Ketika seseorang menjalin kawan, meskipun sejenak di siang hari, kelak ia akan ditanya mengenai perkawanan itu: telahkan ia melaksanakan hak-hak Allah SWT atau mengalpakannya?” begitulah yang dinarasikan Rasulullah SAW.

Wahai hamba Allah
Kita sudah sering membuang-buang waktu. Di antara kita bahkan ada yang lebih banyak mengisi waktu untuk maksiat. Marilah kita renung-kan bersama. Ke manakah malam-malam kita? Untuk apakah umur-umur kita? Apa yang kita kerjakan antara Maghrib dan Isyak? Bagaimana kabar majelis muslimin, pasar-pasar dan warung-warung? Tempat-tempat itu telah menjadi ajang melupakan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Ingatlah, bagaimana Baginda Rasul senantiasa zikir kepada Allah di setiap waktunya. Dulu, kaum muslimin tak pernah lalai untuk berzikir, di mana saja, siang dan malam. Akan tetapi kini, umat Islam, baik yang muda maupun yang tua, sudah menganggap remeh zikir. Mereka malas mengingat Allah dan lebih suka membicarakan yang lain. Ketika di dalam masjid sekalipun, mereka menganggap membaca Al-Quran tidak lebih asyik daripada bicara omong kosong. Hingga kita kerap menyaksikan mereka bicara tak tentu arah di dalam rumah Allah. Bahkan tak segan mereka meletakkan Al-Quran yang tengah dibaca hanya demi bisa mengobrol bersama rekan-rekan mereka. Sungguh, Betapa genting keadaan muslimin.

Tak hanya itu, umat Islam sekarang cenderung menjauhi majelis taklim. Ketika majelis pengajian diadakan di suatu desa, pesertanya selalu tak banyak. Orang-orang enggan datang dan lebih memilih kumpulan-kumpulan yang kurang baik. Mereka adalah manusia yang rugi. Mereka bakal menyesal. Keberadaan mereka sudah dinubuatkan Rasulullah SAW, “Manusia yang paling besar penyesalannya di akhirat kelak adalah mereka yang punya kesempatan untuk mengaji akan tetapi mereka sia-siakan kesempatan itu.”

Masa keemasan telah berlalu, yakni masa sahabat, tabiin, dan tabiin-tabiin. Masa ketika zikir, baca Al-Quran dan hadis menjadi kebiasaan, baik ketika makan, minum, tidur, dan segala rutinitas.

Wahai hamba Allah
Ketahuilah, suatu majelis yang dilandasi niatan baik dan tujuan yang mulia, yakni ridha Allah dan Rasulullah, akan membuahkan kebajikan-kebajikan. Di antaranya menangguhkan musibah, meredam permusuhan, dan mencegah perbuatan munkar, Semua itu lantaran sikap saling membantu di antara anggota. Dan mereka semua pasti memperoleh pahala-pahala dan anugerah yang tak kecil nilainya dari Allah SWT. Sebab itulah Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan perhatian yang agung kepada majelis zikir dan majelis tak-lim.

Ya Allah, bimbinglah kami kepada kebaikan. Tambahkanlah rahmat-Mu untuk kami. Siramkan anugerah-anugerah-Mu kepada kami. Elokkanlah dhahir dan bathin kami, serta niat dan tujuan kami. Sirnakan kesulitan dari kaum muslimin. Dengan kasih-Mu, wahai Yang Maha Kasih Sayang.

16 November 2009

syiiran jawa

Sholli wasallim daa iman alah mada
Sholli wasallim daa iman alah mada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada

==================================

Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi
Sak ben dalu turu, ora gelem tangi
Sholat wengi ngono, disenengi Gusti
Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi

Sholat limang waktu, ayo podo njogo
Jama'ah nang masjid, bareng sak kluwargo
Ganjarane slawe, celengan suwargo
Malah biso dadi, pitu likur ugo



Yen Sholat kesusu, ora biso pernah
Rukuk lan sujude, ditoto sing genah
Sing khusyu' lan khudhur, ugo tumakninah
Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah


Yen rumongso sugih, itungen donyone
Bagiane Zakat, ojo dilalekne
Dulur karo tonggo, sing podo miskine
kabeh podo nunggu, zakat bagiane

Yen karo tonggone, Sing apik atine
Yen kahanan longgar, mikiro butuhe
Sajak perlu utang, enggal di peringne
Nanging ojo nganti, njaluk anak ane


Ayo do ngurangi, nonton televisi
Timbang nonton TV, luweh becik ngaji
"Ahbaabul Musthofa" wadah kanggo ngaji
Kumpul poro Habaib lan poro Kyai


Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon
Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom
Biso biso malah, nglakoni sing harom
Ilmu gak manfa'at, rusak malah klakon

Lanang karo wadon, manggon sepi sepi
Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi
Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi
Ojo di terusno, yen durung di rabi

9 November 2009

MALAIKAT BERSAYAP HITAM

Malaikat Besayap Hitam

~inggin ku cabik masa lalu ku yang hitam kelabu~
~serta berteriak sekeras mungkin dengan suara hati yang tercabik~
....dan aku bertanya dengan hati kecil ku........
~apakah semua penderitaan yang hitam ini akan berakhir? ~
~ bagaikan malaikat bersayap hitam yang melukiskanku tentang masa lalu ku yang hitam di dalam kanvas putih ... dengan kuas yang berwarna merah darah yang terukir di dalam jiwa ku~
~ mengapa semuanya harus terukir seperti jalan setapak yang tak berujung~
~ tanpa sebuah mimpi dan masa lalu yang indah~
~ inggin ku lenyapkan saja , keberadaan ku yang tanpa arti ini~
~ seperti sang malaikat hitam yang terjatuh di ujung bumi dengan sayap yang berguguran ~
~ dan menghilang untuk selamanya dalam kegelapan malam~

KESEDIHAN AKAN CINTA

KESEDIHAN AKAN CINTA(Abdullah d' krl)

suatu duka menyapaku,
air mata adalah temanku…
cinta hepaskan rasa ditelaga duka…
diantara mereka yang bahagia
kupersembahkan ceria dalam tawa kesedihan,
saat-saat yang indah telah terlewati
kesedihan akan menyonsong hidupku ini,
saat detik demi detik telah ku lewati bersamamu,
kini tinggallah kenangan dan memori yang tersimpan dalm hati…
kini kusadari diriku lemah tanpamu..
gapai jemariku dan miliki aku seperti dirimu yang selalu bahagia
bila bersamanya…..
kuingin selalu ada dirimu
untuk menemani setiap langkahku
dimanapun aku berada..
cinta apakah kau masih milikku seorang..???

hatiku gelisah membisu,
tetap setia menantimu walaupun kau
bukan lagi milikum
lambaikan tangnmu untuk mengiringi langkahku..
dan bukakan kembali pintu hatimu untuk mencintaiku
dengan tulus
dengan sepenuh hatimu.

kasih…smua yang pernah kau curahkan
kubawa diperjalanan hidup ini,
tapi resah dan gelisah selalu menghantui diriku,
karnena sifatmu yang tak pasti.
aku akan melupakan
dan mengusikmu untuk selamanya
“SARTIKA DEWI”
karna kau bukan orang
yang pasti untuk mengisi ruang hatiku
dan kamu juga tidak dapat mengubah
aku yang dulu menjadi ledih baik,
namun kehadiranmu justru membuatku
lebih buruk dari yang dulu.

cinta… apakah engkau telah pergi dariku…???
mengapa engkau tidak pernah
memberikan aku kesempatan untuk
mencintai seseorang
dalam hidupku,
apakah masih ada orang yang tulus
dan sepenuh hati mencintai diriku ini….

31 Oktober 2009

KU INGIN MILIKI DIRIMU

NGIN KU MILIKI DIRIMU
Puisi cinta dari MARTER OF Ka eR eL

Terlalu lama ku pendam
Semua rasa ini padamu
Kini ku sudah tak tahan
Ku ingin kau tau semua..
Aku lebih dulu mencintaimu
Aku lebih dulu mengenalmu
Bukannya dia..
Cinta itu harus diungkapkan
Cinta itu harus memiliki
Tak kan kulepaskan dirimu
Memang tinggi egoku
Namun.. ingin ku miliki dirimu..
Demi cinta yang t`lah lama ku pendam
Demi mengganti semua pengorbanan
Yang t`lah ku lakukan untukmu
Kau harus jadi milikku..

7 Oktober 2009

Miris


Sayang...............................

Satu kta tuk seseorang yang benar benar kita sayangi

Tapi mengapa kata itu tlah lama aku tak mendengarnya

Apa benar, yang namanya saying bisa tenangkan hati seseorang

Mengapa orang yang yeramat kita sayangi bias menyakiti hati ini, dan membuatnya

Terluka

  • Hatiku, apakah telah meletakkan akhirat sebagai tujuan utama, sedangkan aku masih merisaukan kebutuhan dunia
  • Hatiku miris ketika tlah sadar aku tak meletakkan akhirat sebagai tujuan utama
  • Lebih miris lagi ketika aku mengharap Ridlo Allah, sedang aku tak pernah Ridlo pada-Nya
  • Saat aku kembali tuk mendekatkan diri pada-Nya, aku tak bias merasakan kenikmatan berada di sisi-Nya,
  • Peringatan itu tak pernah aku hiraukan,
  • Mengapa aku tak kunjung mengerti akan rasa yang engkau berikan

2 Oktober 2009

SHOLAWAT MUNJIYAT

Pembacaan shalawat secara tegas diperintahkan dalam AlQuran, dan sedemikian banyak hadits telah menceritakan fadlilahnya. Di samping ibadah, shalawat juga berakibat akan lebih mendorong dikabulkannya doa oleh Allah SWT.

Salah satu shahabat yang sudah biasa bershalawat, sempat menanyakan apakah betul shalawat munjiyat, shalawat nariyah, dll sebagai bidah, syirik, ghuluw, dan lain-lain. Hal ini sebagaimana dituduhkan sekte radikal yang marak di tanah air saat ini, aktif sekali memborbardir kaum muslimin dan muslimat dengan tuduhan2 sadisnya itu. Tak ayal lagi yang biasa shalawatanpun jadi ragu dan bertanya-tanya, tentang keabsahan shalawatnya.

Pertanyaan semacam di atas, Subhanallah, ternyata akhir2 ini sering muncul. Saya bertanya2, mengapa shahabat2 saya sampai seperti terintimidasi begitu. Dalam browsing di internet, ternyata betul dugaan saya. Yakni, pastilah yang bertanya tadi baru saja terkontaminasi virus yang ditebar oleh sekte wahabi yang di Indonesia saat ini diikuti dan di-taqlid-i oleh sejumlah ormas dan orpol radikal. Gawatnya virus itu akhir2 ini ditebar begitu banyak di internet. Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun.

Tanpa bersusah payah saya menemukan beberapa web page di internet yang mengklaim shalawat nariyah dan shalawat lainnya sebagai bidah, syirik, dan tuduhan2 kejam lainnya.

Mari duduk dengan tenang dan jangan berprasangka buruk kepada ummat Islam. Ingatlah (hadits shahih Imam Bukhari) bahwa Rasulullah SAW pun ketika masih hidup juga pernah dituduh bidah oleh seseorang bernama Abdullah bin Dzil Huwasirah (ADH) yang tentu saja membuat para shahabat geram. Rupanya walaupun si ADH ini ahli ibadah (bahkan luar biasa kuantitas ibadahnya) namun ditetapkan oleh Rasulullah SAW bahwa Islam telah lepas dari dadanya secepat panah lepas dari busurnya. Naudzubillahi min dzalik.
(Artikel “Jangan gentar ejekan orang dalam kita beribadah”).

Jadi saya ingatkan, awas jangan diulangi lagi, menuduh orang Islam yang ibadah dengan sungguh di jalan Allah, justru dituduh bidah, kafir, masuk neraka, dll. Tuduhan itu bisa berbalik dengan cepat, secepat panah. Rasulullah SAW mengancam orang yang suka mengkafirkan orang lain, bahwa bisa-bisa orang itu sendiri yang akan dicap kafir oleh Allah SWT.

Sekarang mari kita analisa Shalawat Munjiyat yg dimaksud itu.
Allahumma shalli wa sallim alaa sayyidina Muhammadin wa ala aali sayyidina Muhammadin shalatan tunajjina biha min jamii’il ahwali wal aafat, wataqdliilana biha jamii’al hajat, dst.

Ya Allah, mohon sampaikan shalawat dan salam kami kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya, yang dengan shalawat itu semoga Engkau berkenan menghindarkan kami dari segala mara bahaya, dan semoga dengan shalawat itu Engkau berkenan mengabulkan hajat kami, dst. (permohonan yang serupa)

Nampak tidak ada sedikitpun dari doa ini yang aneh. Tapi bagi sekte fundamentalis, doa ini sdh dianggap pintu murtad. Alasannya Aneh bin ajaib, yakni dianggap bahwa Nabi Muhammad dianggap sebagai Tuhan yang melepaskan orang dari marabahaya.

Bagi yang tidak pernah belajar nahwu (grammar) tentu akan ketakutan dituduh syirik begitu. Apalagi yang menuduh berpenampilan “sangat Islami” dengan jenggot beberapa lembar dan dahi yang hitam. Tidak heran bagi awam akan langsung ketakutan.

Padahal telah jelas di kalimat tersebut, bahwa kata “tunjiina biha min jamiil ahwal” itu memiliki fiil “tunjiina” dan jar-majrur “biha”. “Tunjina” itu dari kata kerja yunjii (menyelamatkan) yang ber-fail (subject) Anta (Engkau), yg tak lain adalah Allah (yg disebut di “Allahumma” tadi). Sedangkan “biha” adalah kata depan bi (dengan) ditambah ha (kata ganti muannats untuk kata shalawat yang sudah jelas muannats). Jadi maknanya adalah “dengan berkah dari membaca shalawat itu, semoga Engkau, Ya Allah, menyelamatkan kami dari marabahaya”.

Nah, dari analisa grammar ini, jelaslah bahwa pelaku (subject) dari “menyelamatkan” itu jelaslah kata “Engkau” (Allah SWT). Untuk itu tidak ada sedikitpun kemurtadan di sana. Justru dengan memohonnya langsung kepada Allah SWT dg diiringi bacaan shalawat itu, akan membuat doa jadi di-ijabahi oleh Allah SWT. Insya Allah dengan analisa ini, seorang muslim tidak akan mudah lagi dipermainkan oleh sekte radikal tersebut.

“Sarana dan tujuan” atau “wasilah dan ghayah”, seringkali tidak bisa dipahami dengan mudah oleh sekte radikal. Entah virus apa yang bercokol di hatinya hingga sedemikian kerasnya tidak mau menerima nasihat. Padahal telah mafhum, bahwa bila orang sakit pergi ke dokter itu, maka yang menyembuhkan adalah Allah SWT dan bukan dokter. Di sana dokter hanya sbg wasilah dan bukan ghoyah. Orang minum mixagrip kemudian flunya sembuh, maka bukanlah mixagrip yang menyembuhkannya, melainkan Allah SWT, dengan memakai perantara (wasilah) mixagrip. Demikian pula dengan shalawat yang menjadi wasilah atas terkabulnya doa oleh Dzat yang kita tuju yakni Allah SWT.

Untuk itu, mari kesampingkan segala ocehan sekte radikal tersebut, tidak usah dibuka websitenya yang penuh racun itu, agar kita semua, ummat Islam selamat di dunia hingga akhirat kelak. Amin ya rabbal aalamiin. Mari perbanyak membaca shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW.



Segala Puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian ‘alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Perkenankan hamba Allah yang bodoh ini urun rembug dalam blog yang mulia ini.
Bershalawat adalah ibadah yang diperintahkan Allah SWT lepada orang-orang beriman.
Dasar Shalawat
QS. Al-Ahzab 33 : 56
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya..

Pengertian Shalawat
Berkata Abul-Aliyah bahwa shalawat Allah untuk hambaNya berarti pemberian rahmat, sedangkan shalawat malakat berarti doa dan istighfar (permohonan ampun). Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wata’la memerintahkan hamba-hambaNya agar bershalawat pula untuk beliau serta mengucapkan salam penghormatan kepadanya. –Tafsir Ibnu Katsir 6, hal. 324.

Ucapan Shalawat
Dari Kaab bin Ujrah bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam : “Ya Rasulullah, kami telah mengetahui bagaimana cara mengucapkan salam, maka bagaimanakah hendaknya kami mengucapkan shalawat?”. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : ucapkanlah
“Ya Allah, curahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah curahkan rahmat itu kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana telah Engkau berkat Ibrahim dani keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau maha terpuji dan Maha mulia. (HR.Bukhari) –Tafsir Ibnu Katsir 6, hal. 325.

Dari Abi Mas’ud r.a. ia berkata : Rasulullah pernah dating kepada kami, yang waktu itu kami sedang duduk-duduk dengan Sa’ad bin ‘Ubadah, lalu Basyir bin Sa’ad berkata kepadanya : “Kami diperintah untuk bershalawat untuk engkau, maka bagaimana kami harus bershalawat untuk engkau?”
Rasulullah SAW diam sehingga kami merasa lebih senang kalau seandainya Basyir tidak bertanya. Kemudian beliau bersabda : Ucapkanlah :
(Ya Tuhanku, curahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah curahkan rahmat itu keluarga Ibrahim, dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana telah Engkau berkati keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau maha terpuji dan Maha mulia. (HR.Ahmad, Muslim, Nasai dan Tirmidzi)
–Nailul Author 2, hal. 580
–Bulughul Maram, hal.138

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda : Ucapkanlah :
(Ya Tuhanku, curahkanlah rahmat atas Muhammad dan ister-isterinya dan keturunannya sebagaimana Engkau telah curahkan rahmat itu keluarga Ibrahim, dan berkatilah Muhammad dan isteri-isterinya dan keturunannya sebagaimana telah Engkau berkati keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau maha terpuji dan Maha mulia. (HR.Ahmad, Bukhory dan Muslim)
–Nailul Author 2, hal. 582.
–Tafsir Ibnu Katsir 6, hal. 326.
–Sahih Bukhari (Abadisul Anbiya) no. 3118.
–Sahih Muslim (sholat) no. 615
–Al-Muwatha (Nida’) no. 357.

Dari Ka’ab bin Ujrah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Ucapkanlah :
(Ya Tuhanku, curahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah curahkan rahmat itu keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau maha terpuji dan Maha mulia. Ya Allah, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana telah Engkau berkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau maha terpuji dan Maha mulia. (HR.Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Majah)
–Al-Jami’us Saghir 4, hal.61
–Sahih Bukhari (Da’awaat) no. 5889.
–Sahih Muslim (sholat) no. 614.
–Ahmad (Musnadul Kufiyin) no. 17409.

Dari uraian di atas dan dari kitab-kitab hadits yang saya miliki saya tidak menemukan bentuk shalawat yang bernama shalawat munjiyat tersebut.
Oleh karena itu perkenankan saya bertanya :
1. Siapakah (sahabat, tabi’in, tabi’ittabi’in, ulama, kyai) yang menciptakan shalawat tersebut? Dan di kitab atau buku apa saya bias memperoleh keterangan tentang masalah tersebut?
2. Saya mendapatkan striker shalawat munjiyat dari seseorang yang rupanya sangat gencar memasyarakatkan shalawat tersebut, di sana terdapat beberapa keutamaan membaca shalawat munjiyat yang begitu banyak. Mohon ditunjukkan dalil-dalil (hadits, pendapat ulama, pendapat kyai, dll.) dan terdapat di kitab apa? Halaman berapa?

Mohon maap jika uraian dan pertanyaan di atas kurang berkenan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kita. Amien.

JILBAB BIRU


Separuh jiwaku dipenuhi cinta
Separuh yang lain di isi rindu

bolehkah aq merindukan wajah yang bercahaya
wajah yang terbalut oleh jilbab biru

dengan senyummu yang menawan

senyum yang hanya di berikan untuk jiwaku (pede mbanget ya)

ijinkan aq tuk melihat senyummu lagi
kepada Ilahi q berharap


Demikian pulalah dengan cinta
hanya cinta yang tinggi yang mampu mendaki puncak keindahannya
dan hanya orang yang mengerti cinta

yang berhak mendapatkan keindahannya

28 September 2009

SENDIRI DALAM RASA

Saat hati ini melayang...sepucuk cinta hadir...

tuk torehkan..benang-benang kasih....

melayang mencari sebatas mimpi....

akankah cinta itu akan datang??

Kunantikan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun

Untuk satu kata itu....

Ku tak sesali apapun yang terjadi...hingga suatu saat kita harus sama-sama sadar

Bahwa kita adalah sebuah sebuah cermin...

Yang hanya bisa diliat tanpa di rasa dan di raba

Karena kesendirian berarti keikhlasan hati

Karena kesendirian berarti kerelaan atas suatu pengorbanan

Karena kesendirian adalah dunia sunyi..yg bagai air tak beriak

Karena kesendirian adalah suatu kejujuran hati

Karena kesendirian adalah keikhlasan menerima apaun yg terjadi...


29 Agustus 2009

Merayakan Maulid Nabi SAW

Merayakan Maulid Nabi SAW

Memang Rasulullah SAW tidak pernah melakukan seremoni peringatan hari lahirnya. Kita belum pernah menjumpai suatu hadits/nash yang menerangkan bahwa pada setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal (sebagian ahli sejarah mengatakan 9 Rabiul Awwal), Rasulullah SAW mengadakan upacara peringatan hari kelahirannya. Bahkan ketika beliau sudah wafat, kita belum pernah mendapati para shahabat r.a. melakukannya. Tidak juga para tabi`in dan tabi`it tabi`in.

Menurut Imam As-Suyuthi, tercatat sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah saw ini dengan perayaan yang meriah luar biasa adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H. - w.630 H.). Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid ini. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah SAW.

Di antara karya yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi SAW dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi). Saking populernya, sehingga karya seni Barzanji ini hingga hari ini masih sering kita dengar dibacakan dalam seremoni peringatan maulid Nabi SAW.

Maka sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi SAW di banyak negeri Islam. Inti acaranya sebenarnya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah SAW untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam dalam menghadapi gempuran musuh. Lalu bentuk acaranya semakin berkembang dan bervariasi.

Di Indonesia, terutama di pesantren, para kyai dulunya hanya membacakan syi’ir dan sajak-sajak itu, tanpa diisi dengan ceramah. Namun kemudian ada muncul ide untuk memanfaatkan momentum tradisi maulid Nabi SAW yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam. Akhirnya ceramah maulid menjadi salah satu inti acara yang harus ada, demikian juga atraksi murid pesantren. Bahkan sebagian organisasi Islam telah mencoba memanfaatkan momentum itu tidak sebatas seremoni dan haflah belaka, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial, santunan kepada fakir miskin, pameran produk Islam, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih menyentuh persoalan masyarakat.

Kembali kepada hukum merayakan maulid Nabi SAW, apakah termasuk bid`ah atau bukan?

Memang secara umum para ulama salaf menganggap perbuatan ini termasuk bid`ah. Karena tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah saw dan tidak pernah dicontohkan oleh para shahabat seperti perayaan tetapi termasuk bid’ah hasanah (sesuatu yang baik), Seperti Rasulullah SAW merayakan kelahiran dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu setia hari Senin Nabi SAW berpuasa untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyunya.

عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ” : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ . رواه مسلم

م

“Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (H.R. Muslim)

Kita dianjurkan untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah SWT kepada kita. Termasuk kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat kepada alam semesta. Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ



“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.’ ” (QS.Yunus:58).

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Hadits itu menerangkan bahwa pada setiap hari senin, Abu Lahab diringankan siksanya di Neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal itu dikarenakan bahwa saat Rasulullah saw lahir, dia sangat gembira menyambut kelahirannya sampai-sampai dia merasa perlu membebaskan (memerdekakan) budaknya yang bernama Tsuwaibatuh Al-Aslamiyah.

Jika Abu Lahab yang non-muslim dan Al-Qur’an jelas mencelanya, diringankan siksanya lantaran ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, maka bagaimana dengan orang yang beragama Islam yang gembira dengan kelahiran Rasulullah SAW?

HM Cholil Nafis MA
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) PBNU

PERJALANAN ANAK MANUSIA


“ PERJALANAN ANAK MANUSIA “

Gerak dan diam mengandung arti dan makna
Berjalan dan berhenti atas perintah Tuhannya
Dalam meniti hidup ini, Banyaklah duri merintanginya
Akibat tidak sukanya Iblis durjana

Cinta dan kasih pedoman hidupnya
Walau cerca, sumpah serapah menerpa
Tetap melangkah dengan hati tabah
Dengan harapan Damai Sejahtera bagi makhluk semua




“ SANG BINTANG “
Kemerlip Bintang dilangit malam
Pancarkan pesona sinari jiwa
Bertabur cahaya, Bergetar rasa
Gelora hati singkirkan Noktah
Langkah kaki telusuri jalan
Teguh menapak sibak belantara
Segala aral warnai jejak
Tak jadi soal bagi Sang Bintang
Banyak suara harapkan datang
Menanti sabda sebagai pengobat
Bagi jiwa yang gersang

“ ANGAN DOMBA “

Jangan berkata, bila itu penghibur lara
Tindakan nyata, itu yang bijaksana
Karena anak manusia bukan badut boneka
Yang selalu menjadi bahan tertawa

Cahaya pelangi semburat indah di awal pagi
Setiap mata memandang, Menggantungkan angan
Akankah pelangi selalu ada di pagi hari
Yang memberi janji bahagia dihari ini

Cerita janji masa lalu bukanlah bualan
Sudah tersurat dalam kitab pegangan
Para domba riuh cerita kedatangan
Di pelupuk mata si domba mengacuhkan

“ SANG GEMBALA “

Bergetar, Berdebar dan Tersadar
Lamunan panjang Sang Gembala
Saatnya tiba memberi makan domba - domba
Akankah Seruling Gembala menggugah rasa si pencinta

Semilir angin menerpa Sang Gembala
Terbuai, tersadar dan terbangun
Menjelang sore, mentari mulai tenggelam
Meliuk gemulai rimbun pepohonan
Geliat Bumi, sambut Sang Gembala

Cakrawala yang indah kini sedang menangis
Sedu sedan, pilu dan haru, bagai pengemis
Sambut bahagia, Sang Gembala terjaga
Dari kesendirian dan keheningannya

“ ALAM DAN ANAK MANUSIA “

Awan hitam dilangit kelam
Bergerak lamban dalam tangisan
Temali pengikat tak kuasa menahan beban
Berderak, berdetak irama bumi berjalan

Kulintasi Cakrawala bersama angin
Terlihat Gumintang bercahaya resah
Rembulan tersenyum dengan keterbatasannya
Akankah pijar – pijar cahaya singgah dihati
Membekas dan membentuk menjadi puji - puji
Tetapi mereka akan terus dengan janji setianya
Walau manusia tidak menghargai keberadaannya

Kutebar benih – benih cinta ditiap masa
Sebagai janji setia kepada Tuhan yang kupuja
Bekerja keras dengan bergantung kepadaNya
Karena kuakui aku hanyalah seorang hamba
Yang tiada sedikitpun mempunyai daya
Malu rasanya jikalau aku selalu meminta
Bila dalam bekerja aku masih hitungan setengah

Anak manusia kini berduka
Dalam sisi ruang hati terlihat luka
Yang akan menghadirkan senyum yang patah
Berharap nestapa berlalu dari hidupnya
Agar mentari selalu senyum ceria
Dan…Hilangnya derita ditiap mas

RAMBUT GIMBAL

ANAK BERAMBUT GIMBAL

TITISAN KYAI KALADATE

` Di dunia kontemporer, rambut gimbal bisa dianggap tren mode. Gaya rambut pilin ini dapat dibentuk di salon dalam waktu relatif singkat. Biayanya pun cukup mahal. Tak jarang pula yang menilai rambut gimbal sebagai ungkapan rasa seni pemiliknya. Tapi, rambut gimbal bukan merupakan tren mode bagi masyarakat di Dieng, Jawa Tengah. Rambut gimbal dikawasan itu memiliki arti istimewa.Dataran tinggi Dieng memiliki keunikan, yakni sebagian warganya berambut gimbal. Kebanyakan pemilik rambut gimbal itu adalah anak-anak. Mereka tidak pergi ke salon untuk membuat rambutnya gimbal.Anak-anak ini berambut gimbal secara alami.

TITISAN

Anak berambut gimbal di Dieng sering di sebut “anak gembel” atau “anak bajang”. Konon, anak berambut gimbal merupakan titisan seorang tokoh yang sakti mandraguna. Kyai kaladate namanya. Tak heran bila anak berambut gimbal dipercaya memiliki “kelebihan” dibanding anak sebayanya yang berambut normal.

Dahulu, menurut cerita, Kyai Kaladate pernah menjadi kebayan di desa Kalibeber, Kecamatan Mojo Tengah, di Dataran tinggi Dieng. Kyai ini memiliki rambt gimbal sejak lahir hingga ia wafat. Saat menjelang ajal, ia menitipkan kepada anak cucunya agar me-warisi rambut gimbalnya itu. Versi lainnya berkembang di daerah Wadas Lintang. Berda-sarkan cerita ini, Nyi Roro kidul sangat terganggu dengan adanya rambut manusia yang rontok karena disisir, dan lalu dihanyutkan ke laut selatan. Nyi Roro Kidul memerintah-kan abdinya untuk membersihkan dan memungut rambut-rambut itu dari laut. Rambut-rambut itu lalu dititipkan pada anak-anak di daerah pegunungan Dieng. Rambut ini akan diambil kembali jika orang tua si anak memennuhi permintaan Nyi Roro Kidul yang diucapkan melalui anak gembel.

SAKIT

Rambut gimbal pada anak tidak muncul sejak lahir, melainkan setelah anak berumur 40 hari ke atas. Tidak mudah untuk memiliki rambut gimbal. Si anak harus sakit terlebih dahulu sebelum gimbalnya tumbuh.

“Badan saya panas selama tiga hari sebelum rambut saya berumah menjadi gimbal. “imbuh Vika Barorotul Risalati (7 tahun), seorang anak berambut gimbal.

Sebenarnya, tidak semua masyarakat Dieng yang berambut gimbal adalah anak-anak. Kinah (50) bisa menjadi contoh. Rambut Kinah menjadi gimbal tatkala ia sudah menginjak usia kepala empat. Nasiyah, adik Kinah, bercerita perubahan rambut Kinah diawali ketika rencana pernikahan kakaknya batal.“Entah kenapa, sejak itu rambut kakak saya menjadi giimbal,” lanjut warga Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo ini.

Sejumlah anggota masyarakat telah berusaha untuk mencegah anak atau anggota keluar-ganya berambut gimbal. Misalnya dengan mencuci rambut gimbal tiap hari dengan sampo atau merang yang dibakar, mencukur rambut sedini mungkin, dan sebagai-nya. Tapi, usaha ini seringkali tidak berhasil. Cara yang efektif untuk menghentikan pertumbuhan rambut gimbal adalah melalui ruwatan. Tapi, ini ada syaratnya. Si pemilik rambut gimbal harus bersedia dipotong rambutnya. Selain itu, pemilik rambut gimbal juga mengajukan permintaan sesuatu kepada keluarganya. Permintaan ini harus terpe-nuhi. Jika tidak, meskipun rambut gimbal telah dipotong, maka selanjutnya rambut-rambut itu akan tumbuh kembali.

Rambut gimbal di Dieng bukan merupakan budaya kagetan. Masyarakat Dieng tidak latah mengikuti gaya rambut yang lazim disebut dreadlocks ini. Alhasil, adat memelihara rambut gimbal di Dieng merupakan ungkapan spiritualitas tradisional.

Muhammad Lutfi
Semester VI Fak. Dakwah & Komunikasi

UNSIQ Wonosobo

Sumber cerita :

wawancara langsung dengan mbah Mualim, desa sikunang, Dieng, www.acumenfund.org. dan dari artikel-artikel lain

RAMBUT GIMBAL

27 Agustus 2009

HO LOPIS KUNTUL BARIS


HO LOPIS KUNTUL BARIS

Apakah anda tahu kalimat di atas? Benar sekali. Kalimat di atas sering kita dengar saat gotong royong, terutama di desa, tak terkecuali di desa-desa kawasan Wonosobo. Sebenarnya apa sih tujuan orang desa mengucapkan kalimat di atas saat gotong royong, terutama saat mengangkat benda-benda berat yang tidak mampu diangkat oleh hanya satu orang?

Percaya atau tidak, kalimat di atas mempunyai tuah sebagai motivasi sekaligus sugesti penambah semangat dan kekuatan agar seseorang kuat mengangkat benda yang berat. Syirik? Tunggu dulu, jangan keburu memvonis seperti itu. Sebenarnya bagaimana sih asal muasal kalimat tersebut?

Ho Lopis Kuntul Baris sangat erat kaitannya dengan Juan Lopes Comte de Paris.

Ketika Indonesia masih dijajah oleh belanda dan gubernur Jenderal yang me-merintah dipercayakan kepada Daendels, ia mempunyai seorang ajudan yang bernama Juan lopes Comte de Paris. Ia berkebangsaan Perancis. Daendels memerintah hindia belanda, nama Indonesia saat itu, dengan tangan besi. Untuk memudahkan transport-tasi darat di Jawa, ia berencana membangun jalan arteri dari Anyer di ujung barat pulau Jawa sampai Panarukan di ujung timur pulau Jawa. Demi mewujudkan ambisi-nya yang impossible itu ia menerapkan kebijakan Rodi atau kerja paksa dengan mempekerjakan warga Hindia belanda tanpa upah sepeser pun. Untuk mengawasi pekerjaan di lapangan ia menugaskan beberapa mando, salah satu diantaranya adalah Juan Lopes Comte de Paris.

Saat pekerjaan Rodi memasuki tahapan babat alas dengan menebangi pohon-pohon yang besar, Juan Lopes memerintahkan agar para pekerja yang kurus kering dan kurang makan itu mengangkat batang pohon yang besar-besar. Ada sebuah pohon yang besar sekali, yang biar pun diangkat oleh puluhan pekerja tetap tidak mau bergeser dari tempatnya.

“Cepat! Ayo lebih semangat lagi! Tar … tar …!” begitu teriak Juan Lopes dan lecutan cambuknya. Tetapi apa daya, tubuh-tubuh yang kurus kering dan kurang makan itu tetap tidak mampu mengangkatnya.

“Memang kalian tidak berguna! Tar … tar …! Menyingkirlah kalian! Biar aku angkat sendiri!”

Dengan kemarahan yang meluap-luap dan rasa kesal yang tidak tertahankan, Juan Lopes maju dan mengangkat pohon itu. Luar biasa, dengan tubuh raksasa yang dimilikinya, Juan Lopes mampu mengangkatnya!

“Ha??!!” Para pekerja melongo dan terkejut dengan kekuatan Juan Lopes.

Kuwe ngono dudu menungso.” Kata seorang pekerja.

“Kuwe ngono genderuwo.” Pekerja yang lain menimpali.

“Sst, ngawur! Kuwe ke genderuwo sing wujude menungso.” Seru yang lain lagi.

Sejak saat itulah, setiap kali orang mengangkat benda yang berat dengan bergotong royong mengucapkan kalimat di atas sebagai motivasi dan wasilah agar mempunyai kekuatan yang berlebih layaknya Samson dari Perancis alias Juan Lopes Comte de Paris.

Disamping Ho Lopis Kuntul Baris, Juan Lopes juga berperan dalam pemben-tukan sebuah kalimat, yang tentu saja diawali dengan kesalahpahaman. Kalimat itu adalah kutang yang sering kita asumsikan sebagai penutup dada wanita. Ceritanya begini:

Ketika Juan Lopes mengawasi Rodi, ia melihat diantara para pekerja ada seorang gadis yang masih muda belia ikut kerja paksa. Karena kemiskinan sebagai akibat penjajahan Belanda, gadis tersebut bekerja sebagaimana laki-laki, tanpa mengenakan penutup dada. Melihat hal ini Juan Lopes mengambil secarik kain dan mendekati gadis tersebut seraya memerintahkan agar gadis itu menutupi dadanya dengan kain yang dibawanya.

“Cautant, cautant!” Teriak Juan Lopes sanbil menunjuk kea rah dada gadis itu. Maksudnya, ia memerintahkan agar wanita itu menutupi barang berharga milik-nya. (Cautant = berharga).

“Nopo niki Ndoro Tuan?” Tanya gadis itu tidak mengerti apa yang dimaksud Juan Lopes sambil menerima kain pemberiannya.

“Cautant, Cautant!” teriak Juan Lopes tidak kalah bingungnya.

“Oo .. Iki ke jenenge kutang.” Kata teman wanita didekatnya sok tahu sambil memegang kain pemberian Juan Lopes.

Sejak saat itulah, kain penutup dada wanita disebut kutang, yang ironisnya berawal dari kesalahpahaman dan tidak nyambung dengan makna aslinya.

Dari buku Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Konsep Ratu Adil, Tiga Serangkai, Solo: 2007.

latian he he he


اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك

Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin lakaArtinya : Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU

Sholawat ini pernah diijazahkan oleh ustadz Mawardi, salah seorang muthowwif jamaah hajji Tazkia yang sudah menetap lama di Saudi. Sholawat ini hendaknya dibaca 11 kali setelah sholat fardhu. Sholawat ini banyak faedahnya

Belakangan setelah beberapa waktu berlalu saya membaca kitab terjemahan Afdhal al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat karangan Yusuf bin Ismail an Nabhani (diterjemahkan oleh Muzammal Noer dengan judul Bershalawat untuk mendapat keberkahan hidup, dengan penerbit Mitra Pustaka, Cetakan I Desember 2003 hal 302)
Imam Ad Dinawari berkata : Siapa saja membaca shalawat setiap selesai sholat sebanyak 11 kali dan ia menjadikannya sebagai bacaan rutin maka rizkinya tidak akan pernah putus dan ia mendapatkan derajat yang tinggi…

Play sholawat nariyah

Berita terkait : http://id.wikipedia.org/wiki/Kyai_hamid_pasuruan