30 Maret 2010

Apakala yang dilaku tiada sedari
terus sahaja mengundang padah durjana
yang akhirnya terpalit hamis sendiri
yang mana sesalnya mungkin..
..tapi parutnya tak pasti sembuh

manusia tolonglah hormati ikatan insan
jangan dilanggar batasan itu
apa dicari
apa diharap
apa dibuktikan
kerna tiada yang diakal mu
yang ada pada mu hanyalah..
.. khayalan getis pimpinan amarah

jadilah insan bukan manusia murahan
mengikut arus yang kononnya suci
tapi sebenarnya busuk bernanah
yang sehari-hari tambah nazak
pada akhirnya pasti mereput..
.. apa mahu begitu?

29 Maret 2010

EL RAHMA


Demi Tuhan
Dan demi tuhan
Sungguh – sungguh langkahku
Lantas apa salahku padamu
Heran kenapa kau begitu
     
      Dan demi Tuhan
      Kutah yahu
      Mengapa kau membunuhku
Apa yang harus ku lakukan padamu
Wahai el – rahma, gema hatiku

Mestikah tali jiwa ini diputuskan
Mati menghadang di depan mata
Air beracun menghanguskan tenggorokan
Atau aku harus menggerakkan kaki
Menjauhi bayanganmu
Rahasia apa yang masih engkau genggam

Wahai el – rahma
Mana yang mampu menghiburmu
Aku teraniyaya atau tak berdaya

24 Maret 2010

PENGHORMATAN TERHADAP GURU

PENGHORMATAN TERHADAP GURU

Adab yang tidak boleh dilakukan terhadap guru sebagai berikut :

Ø Tidak berjalan di depan guru.

Ø Tidak menduduki tempat yang di duduki seorang guru .

Ø Tidak mendahului bicara di hadapan guru kecuali dengan izinnya.

Ø Tidak bertanya dengan pertanyaan yang membosankan guru.

Ø Tidak mengganggu istirahat guru.

Ø Tidak menyakiti hati guru.

Ø Jangan duduk terlalu dekat dengan guru.

BAB II

TUNTUNAN PENUNTUT ILMU
Ø Biasakan bangun malam untuk beribadah.

Ø Menjaga Wudhunya dengan Istiqomah.

Ø Belajar atau Berdzikir dipermulaan (antara Magrib dan Isya) dan akhir malam

(Sahur).

Ø Perbanyak Puasa Sunnah dan menjalankan Sholat Sunnah.

Ø Memperbanyak membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW.

Ø Menghadap Kiblat ketika Belajar atau Berdzikir.

Ø Memulai suatu pekerjaan hari Rabu.

Ø Biasakan bersiwak dan meminum madu.

Ø Tidak melonjorkan kaki ke depan Kiblat.

Ø Menghindarkan makan Ketumbar dan Apel Asam.

Ø Hindarkan untuk melihat salib dan membaca tulisan pada nisan.

Ø Hindarkan tidur setelah Sholat Shubuh.

CINTA MUNGKIN PENGHIANATAN

Ketika hati teracuni cinta
Mata hati bisa menjadi buta
Tak pandang siapa yang punya
Terpenting diri ini bahagia

Cinta harus saling menyayangi
Tak harus memiliki
Apa lagi saling menelanjangi
Harga diri tak akan berarti


Cinta tak hanya diucapkan
Ungkapan hati paling dalam
Terwujud dalam kelakuan
Tak akan hilang dan tenggelam

Hati tak akan berpaling
Ketika cinta berdemi dihati
Rasa takut akan hilang
Tuk penuhi hasrat dalam hati

Hati tak akan puas
Bila kasih tak sampai
Raga ini akan lemas
Kasih tak sampai

Mestinya rasa cinta di hati
Tak hanya nafsu belaka
Hati akan durhaka
Pada dzat yang maha pencipta

Hati sang pecinta
akan selalu setia
Menanti datangnya cinta abadi
Menghadap Ilahi Robbi

Memahami Cinta yang ada
Benar sangat mulia
Memberikan cinta di dada
Tak harusnya ada rasa iba

Cinta mungkin penghianatan
Demi cinta yang ada
Mereka sanggup lakukan apa saja
Walau hina adanya

21 Maret 2010

CINTA PUTIH

Ada bayang yang tak pernah pergi
Ada nama yang s’lalu mendiami
serta seutas wajah yang menerangi
Pada hati…bangkitkan semangat diri
tuk lalui hari-hari
Meski kutau bagiku takkan mungkin lagi ada dirimu
Tetap saja kubiarkan engkau mendiami seluruh taman asa
di antara kuntum bunga mawar yang pernah ada diantara kita
Merekah indah diantara ‘harap dan nyata’
Ada keyakinan yang tak terbeli
Oleh ribuan hari-hari penantian hati
Susuri hidup… walau tertatih seorang diri
dan kau tetap disana, diami sudut paling sunyi
dan suci…

15 Maret 2010

Sekedar Cerita

SEORANG IBU DAN ANAKNYA
Dikisahkan pula bahwasanya ada seorang wanita yang memiliki anak yang sangat jahat dan hari-harinya pun dilalui dengan lumuran dosa. Si ibu yang merupakan sosok wanita shalihah yang menyadari anaknya seperti itu, tentu saja menyuruh si anak untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya dan kemudian berbuat kebajikan serta tidak berpindah lagi kepada kebiasaan buruknya tersebut. Tetapi, anaknya tetap membandel, ia tidak mau berpindah dari kelakuan jahatnya yang telah dilakukannya selama ini. Perbuatan maksiat itu terus dilakukannya sampai ia menemui ajalnya. Maka bersedihlah sang ibu demi melihat anaknya yang mati tanpa tobat, dimana ia tidak melihat satu sisi pun dari kehidupan anaknya yang akan menyelamatkannya di hadapan Tuhan Penguasa Akhirat. Sang ibu tampaknya pasrah dengan nasib buruk yang akan dialami oleh sang anak di dalam kubur dan lebih-lebih di neraka.
Di suatu malam, ketika wanita itu tertidur, ia bermimpi tentang anaknya disiksa oleh malaikat penjaga kubur di dalam kuburnya. Akibatnya, semakin bertambah kedukaan sang ibu tersebut manakala bayangannya selama ini dilihatnya secara langsung sekali pun hanya dalam mimpi. Tetapi benarkah sang anak disiksa? Ternyata, ketika sang ibu memimpikan lagi anaknya di lain kesempatan, ia melihat anaknya dalam rupa dan kondisi yang sebaliknya dalam mimpi sebelumnya. Ia melihat anaknya saat itu diperlakukan dengan perlakuan yang sangat elok, yang berada dalam keadaan suka dan bahagia. Sehingga, ibunya pun terheran-heran dan bertanya pada sang anak, “Apa gerangan yang membuatmu bisa diperlakukan seperti ini, padahal dulu semasa engkau hidup engkau penuh dengan lumuran dosa?” Sang anak menjawab, “Wahai ibunda, di suatu ketika telah lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan.
Mayat itu kukenal, dan ia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Kemudian aku ikut mengiringi pemakamanny, dan disana aku sempat menyaksikan makam-makam lainnya. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa yang mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat, dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi.
Kemudian, aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah diberikan Allah SWT atasku. Ketahuilah ibunda, bahwa shalawat atas Nabi SAW itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”

BURDAH

Burdah (audio dan text pdf) yang selama ini kita kenal tidak hanya tertuju kepada gubahan-gubahan al-Bushiri. Burdah ternyata juga memiliki akar yang kuat dalam budaya dan kesejarahan sastra di masa Rasulullah SAW.

A. Burdah Masa Nabi Muhammad saw.

Barangkali, selama ini kita, kalangan pesantren, hanya mengenal Burdah karya al-Bushiri semata. Padahal, ada kasidah Burdah lain yang muncul jauh sebelum al-Bushiri lahir (abad ke tujuh H, atau abad tiga belas M.). Kasidah itu adalah bait-bait syair yang di gubah oleh seorang sahabat yang bernama lengkap Ka’ab bin Zuhair bin Abi Salma al-Muzny. Sebagai ungkapan persembahan buat Nabi Muhammad Saw. Ka’ab termasuk salah seorang Muhadrom, yakni penyair dua zaman: Jahiliyah dan Islam.

Ada kisah menarik dibalik kemunculan Burdah Ka'ab bin Zuhair ini. Mulanya, ia adalah seorang penyair yang suka menjelek-jelekkan Nabi dan para sahabat dengan gubahan syairnya, kemudian ia lari untuk menghindari luapan amarah para sahabat Nabi.

Pada peristiwa Fathu Makkah (penaklukan kota Mekah), saudara Ka'ab yang bernama Bujair bin Zuhair berkirim surat padanya yang berisikan antara lain: anjuran agar Ka'ab pulang dan menghadap Rasulullah. Ka'ab-pun kembali dan bertobat. Lalu ia berangkat menuju Madinah dan menyerahkan dirinya kepada Rasul melalui perantaraan sahabat Abu Bakar. Diluar dugaan Ka'abb, ia justru mendapat kehormatan istimewa dari baginda. Begitu besarnya penghormatan itu, sampai-sampai Rasul rela melepaskan Burdah (jubah yang terbuat dari kain wol/sufi)nya dan memberikannya pada Ka'ab.

Dari sini, Ka'ab kemudian menggubah qasidah madahiyah (syair-syair pujaan) sebagai persembahan pada baginda Nabi yang terkenal dengan nama kasidah “Banat Su’ad� (Wanita-wanita Bahagia.) Kasidah ini terdiri dari 59 bait, dan disebut juga kasidah Burdah. Di antara prosa berirama gubahan Ka'ab adalah Aku tahu bahwa Rasul berjanji untuk memaafkanku/dan pengampunannya adalah dambaan setiap insan/Dia adalah pelita yang menerangi mayapada/pengasah pedang-pedang Allah yang terhunus

Burdah (jubah) pemberian Nabi itu, kemudian dibeli oleh sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan dari putra Ka’ab. Dan biasa dipakai oleh khalifah-khalifah setelah Mu’awiyah pada hari-hari besar.

B. Burdah Al-Bushiri

Kasidah Burdah karya Syaikh al-Bushiri, adalah salah satu karya sastra Islam paling populer. Ia berisikan sajak-sajak pujian kepada Nabi Muhammad Saw. yang biasa dibacakan pada setiap bulan maulid/Rabiul Awal, bahkan di beberapa belahan negeri Islam tertentu, Burdah kerapkali dibacakan dalam setiap even.

Sajak-sajak pujian untuk Nabi dalam kesusastraan Arab di masukkan dalam genre (bagian) al-madaih al-Nabawiyah. Sedang dalam kesusastraan Persia dan Urdu, dikenal sebagai kesusastraan na’tiyah (bentuk plural na’t yang berarti pujian). Dalam tradisi sastra Arab, al-mada’ih atau na’tiyah mula-mula ditulis oleh Hasan ibnu Tsabit, Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin Rawahah. Sedang yang paling terkenal ialah Ka’ab bin Zuhair.

Pada abad ke-11 H., muncul seorang penyair al-madaih terkemuka, Sa’labi, yang juga seorang kritikus sastra. Namun munculnya al-Bushiri dengan Burdahnya, sebagaimana munculnya karya Majduddin Sana’i dalam bahasa Persia, al-madaih atau na’tiyah mencapai fase baru, yaitu tahapan sufistik, karena bernuansa nafas tasawuf. Lahirnya karya kedua penyair ini yang membuat puisi al-madaih berkembang pesat dalam kesusastraan Islam. Khusus karya al-Bushiri, selain sangat populer, ia juga sangat besar pengaruhnya terhadap kemunculan berbagai bentuk kesenian umat Islam. Karya al-Bushiri juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit dalam mengoptimalkan metode dakwah Islamiyah, pendidikan dan ilmu retorika (ilmu Badi’ )

Nama Burdah muncul setelah pengarangnya mengemukakan latar belakang penciptaan karya monumentalnya ini. Ketika al-Bushiri mendapat serangan jantung, sehingga separuh tubuhnya lumpuh, dia berdoa tak henti-hentinya sembari mencucurkan air mata, mengharapkan kesembuhan dari Tuhan. Kemudian dia membacakan beberapa sajak pujian. Suatu saat dia tidak dapat menahan kantuknya, lantas tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, ia berjumpa Nabi Muhammad saw. Setelah Nabi menyentuh bagian tubuhnya yang lumpuh, beliau memberikan jubah sufi (Burdah) kepada al-Bushiri “Kemudian aku terbangun dan kulihat diriku telah mampu berdiri seperti sediakala� ujar Syekh al-Bushiri.

Awalnya, al-Bushiri memberi nama karyanya ini dengan nama kasidah Mimiyah, karena bait-bait sajaknya diakhiri dengan huruf Mim, selanjutnya kasidah ini dikenal dengan kasidah Bara’ah, sebab menjadi cikal bakal sembuhnya sang pujangga dari kelumpuhannya. Hanya saja nama “kasidah Burdah� lebih populer di kalangan umat Islam dibanding sebutan yang lain.

Kasidah Burdah terdiri atas 162 sajak dan ditulis setelah al-Bushiri menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dari 162 bait tersebut, 10 bait tentang cinta, 16 bait tentang hawa nafsu, 30 tentang pujian terhadap Nabi, 19 tentang kelahiran Nabi, 10 tentang pujian terhadap al-Qur’an, 3 tentang Isra’ Mi’raj, 22 tentang jihad, 14 tentang istighfar, dan selebihnya (38 bait) tentang tawassul dan munajat.

Kasidah Burdah telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia; seperti Persia, India, Pakistan, Turki, Urdu, Punjabi, Swahili, Pastun, Indonesia, Sindi dan lain-lain. Di Barat, ia telah diterjemahkan antara lain ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol dan Italia.

KEAJAIBAN SHOLAWAT FATIH

Anda hafal dengan ayat ini, maka gunakanlah, karena ayat ini demikian dahsyat. Ini bukan sulap atau bukan sihir.

Sebagai contoh:

  • Pengalamanku di Pondok Al Qoyyim kemarin, ada seorang yang sekarang hidup berkecukupan dan lebih dari cukup. Ia menjelaskan kepada kami (santri-santri) saat diundang pada acara Tasyakuran atas keberhasilan anak-anaknya sekolah (sampai Amerika) dan mengembangkan bisnis hingga akhirnya sukses. Beliau memuja-muja kedahsyatan sholawat fatih ini. Kehidupan beliau dulu yang kurang mampu membuat beliau bekerja keras. Dalam usahanya, ketika suatu saat di perusahaan ia tidak bisa memecahkan kode-kode di komputer. Sampai ia bingung dan mengadakan rapat dengan rekan-rekan kerjanya untuk memecahkan masalah itu–namun gagal. Ia baca ayat ini tanpa sengaja ketika keluar ruangan, seketika itu kembali ke meja kerjanya ia langsung dapat kunci kode-kode itu tanpa ia sadari.
  • Waktu itu skripsiku tidak pernah selesai, karena aku sulit “berdiplomasi” dengan dosen-dosen pembimbingku. Namun karena ayat ini selalu aku baca sehabis sholat Tahajjud setiap malam sebanyak 300 x, tidak sampai 2 bulan pencerahan itu muncul sampai akhirnya aku bisa menyelesaikan ujian skripsiku dan wisuda. Memang ayat ini dahsyat untuk membuka hati kita seperti layaknya diri kita, dan menghilangkan segala macam gangguan yang datang dari luar diri kita.