29 Agustus 2009

PERJALANAN ANAK MANUSIA


“ PERJALANAN ANAK MANUSIA “

Gerak dan diam mengandung arti dan makna
Berjalan dan berhenti atas perintah Tuhannya
Dalam meniti hidup ini, Banyaklah duri merintanginya
Akibat tidak sukanya Iblis durjana

Cinta dan kasih pedoman hidupnya
Walau cerca, sumpah serapah menerpa
Tetap melangkah dengan hati tabah
Dengan harapan Damai Sejahtera bagi makhluk semua




“ SANG BINTANG “
Kemerlip Bintang dilangit malam
Pancarkan pesona sinari jiwa
Bertabur cahaya, Bergetar rasa
Gelora hati singkirkan Noktah
Langkah kaki telusuri jalan
Teguh menapak sibak belantara
Segala aral warnai jejak
Tak jadi soal bagi Sang Bintang
Banyak suara harapkan datang
Menanti sabda sebagai pengobat
Bagi jiwa yang gersang

ﺍ

“ ANGAN DOMBA “

Jangan berkata, bila itu penghibur lara
Tindakan nyata, itu yang bijaksana
Karena anak manusia bukan badut boneka
Yang selalu menjadi bahan tertawa

Cahaya pelangi semburat indah di awal pagi
Setiap mata memandang, Menggantungkan angan
Akankah pelangi selalu ada di pagi hari
Yang memberi janji bahagia dihari ini

Cerita janji masa lalu bukanlah bualan
Sudah tersurat dalam kitab pegangan
Para domba riuh cerita kedatangan
Di pelupuk mata si domba mengacuhkan

“ SANG GEMBALA “

Bergetar, Berdebar dan Tersadar
Lamunan panjang Sang Gembala
Saatnya tiba memberi makan domba - domba
Akankah Seruling Gembala menggugah rasa si pencinta

Semilir angin menerpa Sang Gembala
Terbuai, tersadar dan terbangun
Menjelang sore, mentari mulai tenggelam
Meliuk gemulai rimbun pepohonan
Geliat Bumi, sambut Sang Gembala

Cakrawala yang indah kini sedang menangis
Sedu sedan, pilu dan haru, bagai pengemis
Sambut bahagia, Sang Gembala terjaga
Dari kesendirian dan keheningannya

“ ALAM DAN ANAK MANUSIA “

Awan hitam dilangit kelam
Bergerak lamban dalam tangisan
Temali pengikat tak kuasa menahan beban
Berderak, berdetak irama bumi berjalan

Kulintasi Cakrawala bersama angin
Terlihat Gumintang bercahaya resah
Rembulan tersenyum dengan keterbatasannya
Akankah pijar – pijar cahaya singgah dihati
Membekas dan membentuk menjadi puji - puji
Tetapi mereka akan terus dengan janji setianya
Walau manusia tidak menghargai keberadaannya

Kutebar benih – benih cinta ditiap masa
Sebagai janji setia kepada Tuhan yang kupuja
Bekerja keras dengan bergantung kepadaNya
Karena kuakui aku hanyalah seorang hamba
Yang tiada sedikitpun mempunyai daya
Malu rasanya jikalau aku selalu meminta
Bila dalam bekerja aku masih hitungan setengah

Anak manusia kini berduka
Dalam sisi ruang hati terlihat luka
Yang akan menghadirkan senyum yang patah
Berharap nestapa berlalu dari hidupnya
Agar mentari selalu senyum ceria
Dan…Hilangnya derita ditiap mas

Tidak ada komentar: